HUSSEIN BADJEREI, TOKOH AL-IRSYAD YANG MELEGENDA (Bagian ke-3)

 


DARI BALIK LAYAR KACA - MENJADI PEKERJA SENI DALAM INDUSTRI FILM INDONESIA

Dalam dunia seni Hussein Badjerei pernah terjun kedalam industri film. Menurut sahabatnya H.Misbach Yusa Biran, Hussein sebetulnya lebih dulu terjun kedalam film sebelum Bustal Nawawi yang menjadi koleganya di Al-Irsyad. Usaha dalam industri layar kaca itu digelutinya saat mendirikan CV Sinta Film tahun 1971. Garapannya adalah membuat film penyuluhan menyangkut pembangunan yang diputar pada minggu tenang setelah kampanye di TVRI. Usaha ini diakuinya berjalan sukses berkat dukungan dan bantuan sahabat-sahabatnya di Al-Irsyad, antaranya H.Geys Amar SH dan Ir. Hasan Babsel yang banyak membantu memberikan project pengerjaan film dokumenter.

Sahabatnya H.Misbach Yusa Biran (1933–2012) adalah sutradara film, penulis skenario film, drama, cerpen, kolumnis, sastrawan, serta pelopor dokumentasi film Indonesia. Istri H. Misbach Yusa Biran, juga seorang aktris ternama Indonesia, Nani Widjaja yang terkenal memerankan karakter "Emak" dalam serial TV "Bajaj Bajuri".

Beberapa seniman yang juga bergerak dalam industri film yang dikemudian hari menjadi teman akrab Hussein Badjerei antaranya adalah Taba Risyaf, Alamsyah Thahar, Effendi Doytha, Matnoor Tindaon, Agus Ilyas, Thamran Lubis dan banyak lagi seniman lainnya. Bersama mereka Hussein sempat mendirikan Rama Film Agency yang bidang garapannya adalah menjaring dan meyalurkan bakat para calon pemain film untuk nantinya disalurkan kepada para produser film. Matnoor sahabatnya merupakan aktor teater dan film yang belakangan menjadi sutradara film Indonesia. Namanya mencuat setelah menyutradarai film "Akibat Pergaulan Bebas" dan dianggap sebagai film laris yang dibanjiri oleh banyak penonton, dibintangi oleh artis dan aktor tenar dimasanya seperti Yati Octavia, Yenny Rachman, Doris Callebaute, Roy Marten dan Robby Sugara.


Film layar lebar yang pertama kali ikut digarapnya adalah "Film Titian Serambut dibelah Tujuh" yang disutradarai oleh Chaerul Umam sahabatnya. Sedangkan sejumlah artis yang ikut bermain dalam film ini adalah Haidar Ja'far, Soekarno M.Noor, Marlia Hardy, dan lain-lain. Untuk pertama kalinya Hussein menangisi wafatnya seorang bintang film, saat sahabatnya Soekarno M.Noor meninggal dunia. Bersama Chairul Umam, film lainnya yang ikut digarap bersamanya adalah Film "Bintang Kejora" yang dibintangi oleh L.Manik, "Keluarga Markum" dan "Terang Bulan di Tengah Hari".

Dikutip dari Kompas.com, sinopsis film Titian Serambut Dibelah Tujuh mengisahkan tentang perjuangan seorang guru agama bernama Ibrahim yang tengah berjuang untuk melakukan sebuah perubahan disuatu kampung, termasuk cara pandang dan tata cara peribadatannya. Namun, niat baiknya untuk memajukan kampung itu justru ditentang oleh sekelompok masyarakat setempat yang tidak menyukainya dengan cara memfitnahnya untuk menyingkirkan Ibrahim.

Meskipun banyak yang tidak menyukainya, namun Ibrahim tetap berusaha sabar menyebarkan ajarannya untuk merubah kampung tersebut menjadi lebih baik. Film Titian Serambut Dibelah Tujuh berdurasi 110 menit ini pertama kali tayang pada 1982 silam yang skenarionya ditulis oleh Asrul Sani.

Selepas menggeluti pembuatan film layar lebar, Hussein pernah terlibat dalam pembuatan serial TV "Jari-Jari Lentik" yang diproduksi oleh PT Madyabhumi Hurip Multimedia pimpinan Ibu Pertiwi Bob Hasan. Hussein ikut terlibat dalam pengerjaan serial TV "Numpang Parkir" yang ditayangkan sebanyak 13 episode oleh RCTI. Hussein kembali terlibat dalam pembuatan serial TV "Balada Dangdut", bahkan ikut menjadi pemainnya dengan memerankan "penghulu" di serial TV tersebut. Serial TV terakhir yang digarapanya adalah "Ayah Saya", yang tayang selama bulan suci Ramadhan di bawah produksi antara kerjasama MCU dengan Prima Entertainment.

Menjadi Penghulu dalam serial Balada Dangdut

Malang melintang dalam industri film dan serial TV yang pernah diikutinya antaranya adalah bersama Neno Warisman dalam serial musical "Kau Tak Sendiri" yang diproduksi oleh PT Gemintang. Film hasil kerjasama dengan Prancis "Telegramme" itu ikut dibidaninya guna membantu Slamet Rahardjo Djarot, sahabatnya yang menyutradari film tersebut. Masih bersama dengan Slamet Rahardjo Djarot, Hussein ikut dalam pembuatan film layar lebar "Marsinah" yang tayang pada akhir tahun 2000 di bawah bendera perusahaan PT Gedam Sinemuda Utama. Slamet Rahardjo Djarot dikenal sebagai seorang aktor, penulis naskah, produser dan sutradara Indonesia. Selama lebih dari 50 tahun kariernya sebagai profesional yang serba bisa karena kehadirannya yang kuat dan realistis di layar, ia adalah salah satu aktor paling disegani di generasinya.

Bersama H.Misbach Yusa Biran

Hussein juga sempat aktif berkantor bersama Chairul Umam di salah satu ruangan Pusat Dakwah Muhammadiyah di Menteng Jakarta Pusat. Bidang garapan yang digelutinya adalah memproduksi film video dokumenter serta video clip tentang Pengetahuan dan Layanan Masyarakat di bawah perusahaan Mentari Citra Utama. Chaerul Umam adalah seorang sutradara Indonesia yang telah mendapatkan banyak penghargaan maupun nominasi untuk karya-karyanya di berbagai acara penghargaan lokal maupun internasional.

Hussein juga pernah diajak terlibat untuk membantu Yayasan Sembilan oleh Chairul Umam bersama beberapa seniman muslim terkemuka, seperti Taufiq Ismail, Sutarji Calzoum Bahri, Hamid Jabbar dan Slamet Sukirnanto. Atas permintaan Boy Rivai, Hussein dimintanya untuk duduk sebagai staf pada PT Global Sarana Media Nusantara yang bidang garapannya memproduksi serial TV "Bengkel Bang Jun" bersama Chairul Umam.

Bogor, 12 Juli 2023
Abdullah Abubakar Batarfie
(BERSAMBUNG KE PART 4 - Tamat)

Belum ada Komentar untuk "HUSSEIN BADJEREI, TOKOH AL-IRSYAD YANG MELEGENDA (Bagian ke-3)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel