BAH SIPIT Pengusaha Kopi Bubuk Tertua di Kota Bogor
Sejak dibangunnya pengolahan biki kopi terbesar pertama di Buitenzorg pada tahun 1886, industri kopi telah berkembang pesat. Berbagai pengusaha kopi mulai bermunculan, menjual komoditi unggulan kolonial ini ke luar negeri, serta menyediakan kopi eceran dengan beragam merek bagi kebutuhan lokal. Dari racikan biji kopi pilihan, robusta, hingga arabika, industri kopi terus tumbuh dan memberikan kontribusi yang penting dalam perekonomian di kota Bogor.
Salah satu contohnya adalah Kopi Bubuk Cap Kacamata, yang telah menjadi kebanggaan warga kampung Arab di Empang Bogor. Kopi ini diproduksi oleh keluarga peranakan Tionghoa dari marga Yoe sejak masa kolonial Hindia Belanda pada tahun 1925. Dengan sejarahnya yang panjang, Kopi Bubuk Cap Kacamata diakui sebagai penjual kopi bubuk tertua di kota Bogor.
Racikan kopi Cap Kacamata dibuat dari biji kopi pilihan robusta dan arabica. Pendiri dan pemilik awalnya adalah seorang Tionghoa asli bernama Yoe Hong Keng, yang lahir pada tahun 1902. Namun, di kalangan masyarakat setempat, dia lebih dikenal dengan sebutan Bah Sipit. Nama itu kemudian menjadi lebih melekat dan bahkan dijadikan sebagai merek dagang resmi Kopi Cap Kacamata.
Yoe Hong Keng, atau yang akrab dipanggil Bah Sipit, adalah seorang yang bersahabat dengan golongan Arab Totok, atau yang sering disebut sebagai wulaiti, sepanjang hidupnya. Bahkan, dia sering ikut serta dalam pertemuan-pertemuan mereka. Karena itu, Bah Sipit sangat menguasai kosakata Arab yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari di kalangan peranakan Arab di Empang. Bahkan, beberapa anaknya, di antaranya, akhirnya memeluk agama Islam.
Penamaan Kopi Cap Kacamata sebagai merek dagang resmi dimulai pada tahun 1950-an, seiring dengan perkembangan usaha racikan kopi bubuk tersebut. Proses ini melibatkan penggunaan kertas berwarna coklat khas untuk pembungkus kopi bubuk yang dijual eceran. Desain kacamata yang menjadi ikon pada kemasan kopi racikan Bah Sipit diciptakan oleh Muhammad bin Ahmad Balweel, seorang peranakan Arab yang tinggal di Pekojan Empang. Lokasi rumahnya berdekatan dengan pabrik dan toko Kopi Cap Kacamata milik Bah Sipit. Hingga kini, desain dan bahan kemasannya tetap dipertahankan.
Pada tahun 1985, Yoe Hong Kong atau Bah Sipit meninggal dunia dan dikebumikan di Bogor. Usahanya kemudian dilanjutkan oleh generasi kedua hingga saat ini. Toko tersebut masih mempertahankan keaslian bentuk dan tata letak perabotannya, mulai dari etalase hingga lemari yang terbuat dari kayu jati antik. Lantai tokonya masih menggunakan ubin berwarna abu, sementara pintunya terbuat dari pintu kayu berlipat yang disebut dengan ciantang, menciptakan kesan khas toko dan warung pada masa kolonial.
Saat ini, usaha Kopi Bubuk Cap Kacamata terus berkembang di bawah kepemimpinan Ibu Nancy, generasi ketiga dari pendiri. Tidak hanya menciptakan kemasan baru, desain toko juga diperbarui dengan konsep modern, dengan tetap mempertahankan ciri khasnya yang tradisional. Semua furnitur dan peralatan yang telah digunakan sejak dulu juga tetap dipertahankan. Namun, dalam proses produksinya, mereka telah beralih menggunakan peralatan modern yang lebih efisien.
1 komentar untuk "BAH SIPIT Pengusaha Kopi Bubuk Tertua di Kota Bogor"