BAH SIPIT Pengusaha Kopi Bubuk Tertua di Kota Bogor
13 Maret 2020
1 Komentar
Sejak pengolahan biki kopi terbesar dibangun pertama kalinya di Buitenzorg pada tahun 1886, sejak itu pula industri kopi kemudian berkembang dan berjamurnya para pengusah kopi yang memperdagangkan komoditi andalan kolonial tersebut ke luar negeri, termasuk usaha para penjual kopi eceran bagi kebutuhan masyarakat lokal dengan berbagai merk dari racikan biji kopi pilihan, robusta dan arabika.
Salah satu diantaranya adalah Kopi Bubuk Cap Kacamata yang telah menjadi andalan warga kampung Arab di Empang Bogor dan sudah diproduksi oleh keluarga peranakan cina dari marga Yoe sejak masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda pada tahun 1925. Bisa dikatakan Kopi Bubuk Cap Kacamata adalah penjual kopi bubuk tertua di kota Bogor.
Racikan kopi Cap Kacamata diolah dari jenis biji kopi pilihan robusta dan arabica. Nama pendiri dan pemilik pertamanya adalah seorang cina totok bernama Yoe Hong Keng yang lahir pada tahun 1902, tapi warga setempat memberinya panggilan dengan sebutan Bah Sipit. Sejak itulah nama itupun kemudian lebih melekat dan bahkan dijadikan sebagai trademark alias Merek Dagang yang menjadi identitas resmi Kopi Cap Kacamata.
Yoe Hong Keng atau Bah Sipit semasa hidupnya berbaur dengan golongan Arab Totok atau yang disebut sebagai wulaiti, dan bahkan di waktu-waktu tertentu Ia ikut pula dalam pertemuan-pertemuan mereka. Karena itu kosa kata arab yang biasa dipakai dalam pergaulan sehari-sehari dalam kalangan peranakan Arab di Empang sangat dikuasainya, termasuk oleh sebagian dari anak-anaknya yang diantaranya ada yang kemudian menjadi pemeluk agama Islam.
Penamaan Kopi Cap Kacamata sebagai Merek Dagang mulai secara resmi dipakai pada dekade tahun 1950, seiring dengan dikembangkannya usaha racikan kopi bubuk tersebut yang menggunakan bahan kertas berwarana coklat khas pembungkus kopi-kopi bubuk yang dijual eceran. Konon disain Kacamata yang menjadi simbol pada kemasan kopi racikan Bah Sipit dibuat oleh Muhammad bin Ahmad Balweel, seorang peranakan Arab yang tinggal di Pekojan Empang. Lokasi rumahnya tidak jauh dari kediaman, pabrik sekaligus sebagai toko Kopi Cap Kacamata milik Bah Sipit. Disain dan bahan kemasannya masih tetap dipertahankan hingga sekarang.
Tahun 1985 Yoe Hong Kong atau Bah Sipit wafat dan dimakamkan di Bogor, usahanya kemudian diteruskan oleh generasi keduanya hingga sekarang. Bentuk toko dan tata letak perabotan di dalamnya, mulai dari etalase dan lemari masih tetap dipertahankan keasliannya dari kayu-kayu jati antik. Lantai tokonya masih menggunakan ubin berwarna abu dan pintunya terbuat dari pintu kayu berlipat yang disebut dengan ciantang, khas toko-toko maupun warung di masa kolonial.
Legenda kopi bogor 'kopi bah sipit'
BalasHapus