Namanya Apa? Jejak Inspirasi di Rumah Juang Kris Biantoro

 

Mami Kim

Bersyukur rasanya, saya selalu diberi kesempatan untuk membersamai Japas by Johnny Pinot, langkah yang tak hanya menelusuri tempat dan peristiwa bersejarah, tetapi juga mempertemukan kita dengan manusia-manusia hebat yang menghidupkan sejarah itu sendiri. Dalam setiap langkahnya, Japas seolah menjadi ruang perjumpaan antara masa lalu dan masa kini, antara kenangan dan inspirasi.

Kali ini, langkah kami menuntun ke Rumah Juang Kris Biantoro, kediaman seorang seniman legendaris Indonesia yang dikenal bukan hanya karena suaranya yang khas dan kharismanya di panggung, tapi juga karena jiwa seninya yang menyala di berbagai bidang ; musik, film, menulis, hingga presenter. Kris Biantoro adalah sosok yang tak sekadar menghibur, tetapi juga menanamkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air melalui karya-karyanya.

Di rumah yang penuh kenangan itu, kami disambut hangat oleh Mami Kim, istri tercinta Kris Biantoro yang telah dengan setia mendampingi sang legenda dalam suka dan duka. Wajahnya yang teduh memancarkan keteguhan hati seorang wanita hebat yang menjadi tiang dalam perjalanan hidup seorang seniman besar. Di usianya yang ke-85, Mami Kim yang memiliki nama asli Maria Nguyen Kim Dung, masih memancarkan semangat yang menular, sebuah keteguhan dan kasih yang membuat kami, para Japasian, larut dalam rasa syukur dan haru.

Ulang tahun Mami Kim bukan sekadar perayaan usia, melainkan perayaan makna hidup, tentang kesetiaan, cinta, dan dedikasi. Japasian tak luput memberi ucapan selamat lewat pesta kecil dengan penuh rasa hormat dan bahagia, sambil merenungi perjalanan hidupnya yang menjadi panutan berharga. Mami Kim benar-benar menunjukkan kepada kita bahwa kebahagiaan sejati lahir dari ketulusan mendampingi, bukan dari kemegahan yang tampak di mata dunia.

Arto Soebiantoro, yang lebih dikenal dengan nama Arto Biantoro (lahir pada 17 Juni 1973), merupakan putra kedua dari pasangan Kris Biantoro dan Maria Nguyen Kim Dung. Ia dikenal sebagai praktisi, moderator, pembicara, sekaligus pemerhati dan penggiat brand lokal di Indonesia.

Dari keluarga yang sama lahirlah sosok Mas Arto Biantoro, putra Kris Biantoro yang mewarisi darah pejuang dan semangat nasionalisme sejati dari ayahandanya. Namun, Mas Arto menyalurkan semangat itu melalui jalan yang berbeda, lewat dunia brand, wirausaha, dan kreativitas.

Lewat bukunya yang inspiratif berjudul “Namanya Apa?”, Mas Arto mengajak kita untuk memahami kekuatan di balik sebuah nama merek, tentang bagaimana identitas dan makna bisa membentuk persepsi, membangun nilai, dan bahkan menumbuhkan kebanggaan nasional. Buku ini bukan sekadar panduan teknis bagi pelaku usaha untuk menemukan nama yang tepat bagi produknya, tetapi juga sebuah refleksi mendalam tentang bagaimana brand bisa menjadi bagian dari jati diri bangsa.

Sebagaimana yang ia tulis, brand bukan hanya tentang citra, tapi juga tentang semangat dan cerita. Ia percaya bahwa brand bisa menjadi alat untuk membangun rasa bangga nasional, sebagaimana banyak negara maju yang berhasil melakukannya. “Sekarang giliran Indonesia,” ujarnya penuh keyakinan, dan kalimat itu terasa menggema di kepala saya.

Buku Namanya Apa? membuka mata saya, bahwa menciptakan brand sejatinya sama dengan menanamkan makna. Dari setiap halaman, saya belajar bahwa membangun nama bukan sekadar strategi bisnis, melainkan juga tindakan budaya, sebuah usaha untuk menegakkan harga diri bangsa melalui kreativitas dan kerja nyata.

Mas Arto, dengan karyanya yang jernih dan cerdas, telah membuktikan bahwa menjadi orang hebat tidak harus selalu tampil di panggung besar seperti ayahandanya. Ia memilih jalannya sendiri, dan dari sanalah sinar kebesarannya memancar.

Dan seperti Japas yang selalu menemukan inspirasi di setiap langkahnya, perjumpaan kami di Rumah Juang Kris Biantoro hari itu mengajarkan satu hal penting, bahwa kehebatan bukanlah warisan, melainkan api yang terus dijaga dan dinyalakan dari generasi ke generasi, dari karya ke karya.

Bogor, 21 Oktober 2025
Abdullah Abubakar Batarfie

Posting Komentar untuk "Namanya Apa? Jejak Inspirasi di Rumah Juang Kris Biantoro"