Hindoen Gadis Arab, jejak seni Halewijn di Buitenzorg


William Halewijn, lahir pada 3 September 1927, adalah seorang pelukis potret asal Belanda yang dikenal karena ketajaman dan sensitivitasnya dalam menangkap esensi kehidupan sosial dalam karya-karyanya. Sejak usia muda, Halewijn sudah menunjukkan bakat luar biasa dalam seni rupa, yang kemudian membawanya menjelajahi berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, pada masa penjajahan Belanda.

Petualangan Seni di Indonesia


                                    Mak Hadji

Halewijn pernah menetap di beberapa kota di Indonesia, termasuk Bogor, di mana ia menemukan inspirasi melimpah dari kehidupan masyarakat lokal yang kaya akan budaya dan tradisi. Salah satu karya paling ikonik dari periode ini adalah lukisan seorang wanita keturunan Arab bernama Hindun yang tinggal di daerah Empang, Bogor. Lukisan ini diberinya judul "Hindoen Gadis Arab", menggambarkan keanggunan dan eksotisme sosok wanita Arab dalam nuansa budaya Indonesia. Lukisan ini tidak hanya menunjukkan keterampilan teknis Halewijn, tetapi juga kepekaannya terhadap keanekaragaman budaya yang ia temui selama di Indonesia.

Selain "Hindoen Gadis Arab", Halewijn juga menciptakan sejumlah karya lain selama di Bogor, termasuk lukisan "Mak Hadji" yang menggambarkan ketekunan dan spiritualitas yang menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Dengan detail yang halus dan penggunaan warna yang ekspresif, Halewijn berhasil menangkap momen-momen keseharian yang penuh makna.

Karya-Karya Ikonik di Bogor


Monsieur Lie Soei Ek

Di Bogor, Halewijn menciptakan lebih dari dua belas karya yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan lokal. Beberapa karya tersebut diberi judul "Donna anziana", "Giovane principe con giavellotto", "Giochi di sole", "Ragaza al bagno", "Madame Dachman - Sondenienne de Bandoeng", "Sheik Methab di Petra", "Madame Yvonne Corry Driessen", "Dorine Wihemina Maria Driessen", "Robert Constant Maria Halewijn", dan "Monsieur Lie Soei Ek". 

Potret "Monsieur Lie Soei Ek" menggambarkan seorang pengusaha Tionghoa di Bogor, pendiri dan pemilik PT Djoelie, yang pernah sukses dalam bisnis percetakan dan menjadi rekanan pemerintah untuk mencetak uang negara pada tahun 1950-an. Namun, pada akhirnya, beliau terjerat hukum karena konon kabaranya dari sejumlah rumor disebutkan bahwa beliau terlibat dalam skandal penerbitan uang palsu. Gedung PT Djoelie yang dahulu mentereng namanya di Bogor, kini telah digantikan oleh sebuah restoran cepat saji di persimpangan Jalan Juanda dan Paledang.




Pengaruh dan Kolaborasi Seni

Keberadaan Halewijn di Indonesia tidak hanya memberi dampak pada karyanya, tetapi juga mempertemukannya dengan seniman-seniman lokal yang berbakat. Salah satunya adalah O'Basalmah, seorang seniman Indonesia yang karyanya juga menonjolkan keindahan kehidupan sosial dan budaya Indonesia. Pada tahun 1977, karya-karya O'Basalmah diboyong ke Belanda dan dipamerkan dalam sebuah pameran tunggal di Museum William Halewijn di Limburg, atas undangan Prof. Ville Ris Rambers. Pameran ini tidak hanya meningkatkan pengakuan terhadap bakat O'Basalmah, tetapi juga memperkuat hubungan budaya antara Belanda dan Indonesia melalui seni.


Warisan dan Dedikasi

Setelah kembali dari Indonesia, Halewijn menetap di Kastil Genhoes di Valkenburg-Gulpen, di mana ia mendirikan sebuah museum untuk memamerkan karya-karyanya. Meskipun museum ini tidak berumur panjang, pengalaman tersebut menunjukkan dedikasinya terhadap seni dan keinginannya untuk berbagi karya-karyanya dengan dunia. Kemudian, ia pindah ke Amerika Serikat selama beberapa tahun sebelum akhirnya kembali ke Belanda dan menetap di Noordwijkerhout.

Di Noordwijkerhout, Halewijn mengusulkan pendirian Museum William Halewijn, yang rencananya akan dibangun di atas Sint Bavo, bekas tempat perawatan penderita gangguan jiwa. Namun, masalah keuangan menghambat realisasi penuh dari proyek ini. Meski demikian, pada bulan Maret 2008, sebuah pameran diadakan di Gereja Putih yang ada di pusat Noordwijkerhout, memperlihatkan beberapa karya terbaik Halewijn dan memperkuat warisannya sebagai salah satu pelukis potret paling berbakat dari Belanda.

Hindoen Gadis Arab

Hingga hari ini, lukisan "Hindoen Gadis Arab" masih tersimpan di Museum William Halewijn di Limburg, Belanda. Karya ini menjadi saksi bisu dari masa-masa inspiratif Halewijn di Indonesia dan menunjukkan bagaimana seni bisa menjadi jembatan antara dua budaya yang berbeda. Melalui karyanya, Halewijn telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia seni rupa, tidak hanya di Belanda tetapi juga di Indonesia.

Abdullah Abubakar Batarfie

Posting Komentar untuk "Hindoen Gadis Arab, jejak seni Halewijn di Buitenzorg"