M.Mashabi, Musisi Legendaris dari Kebon Kacang


Muhammad Ridwan Mashabi atau populer disebut dengan nama M.Mashabi, dikenal sebagai musisi, pencipta dan penyanyi musik Melayu yang lagu ciptaannya sempat hits pada era tahun 1950 hingga pada tahun 1960-an. bahkan sampai dengan sekarang ini, lagu-lagunya tetap digemari oleh berbagai lintas generasi. 


M.Mashabi lahir dari keluarga Arab-Betawi di kampung Kebon Kacang, Tanah Abang Jakarta pada tahun 1943 dari rahim seorang Ibu yang bernama Salmah Mashabi. Dalam tubuhnya mengalir darah seni dari ayahnya Salim Mashabi, pemain musik yg tergabung dalam orkes Gambus Al-Wardah pimpinan Mohammad Basyadi tahun 1920-an. 

O.G.Al-Wardah merupakan wadah kreasi seni beraliran Gambus di bawah naungan Pemuda Al-Irsyad Batavia. Mohammad Basyadi sendiri kelak dikenal sebagai tokoh terkemuka Al-Irsyad yang pernah menjabat sebagai Sekjen Al-Irsyad dan Ketua Yayasan Al-Irsyad Jakarta. 

M.Mashabi lahir dari lingkungan keluarga Al-Irsyad, bahkan salah seorang paman ayahnya tercatat sebagai founding father Al-Irsyad. M.Mashabi menempuh pendidikan dasarnya di Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang letaknya dikenal orang dengan sebutan Gang Solang. Selain Sech Albar, maestro gambus Indonesia dan ayah dari rocker terkenal Ahmad Albar, beberapa musisi kenamaan lainnya termasuk Hussein Bawafie, Munif Bahasuan, Said Effendi, Lutfi Mashabi, mereka satu almamater dengan M.Mashabi, sama-sama lulusan sekolah Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang didirikan oleh ulama dan tokoh Pembaharuan Islam di Indonesia, Syaikh Ahmad Surkati. 

Sejak bergabungnya M.Mashabi bersama O.M Kelana Ria pimpinan Adikarso, ia telah melahirkan banyak karya emasnya yang digemari oleh para penggemarnya di seluruh tanah air hingga ke luar negeri, terutama di negeri jiran Malaysia. Bahkan salah satu lagu yang diciptakannya 'Ratapan Anak Tiri', kian terkenal setelah lagu itu diangkat ke dalam layar lebar dengan judul yang sama pada tahun 1973, dibintangi oleh aktor legendaris Indonesia Soekarno M.Noor dan Faradilla Sandy. 

Bersama tokoh dan musisi melayu ternama lainnya, Hussein Bawafie dan Munif Bahasuan, Masahabi turut berkontribusi melakukan revolusi aliran musik melayu murni menjadi lebih dinamis dan modern, terutama pada lirik lagu yang diciptakannya dengan menampilkan syair-syair yang bertemakan romantisme percintaan.

Lagu-lagu yang diciptakan dan dinyanyikan langsung oleh M.Mashabi, pada masanya kerap diperdengarkan lewat suara radio di zamannya, juga masuk dalam dapur rekaman sejak masih berbentuk piringan hitam yang beredar luas ke seantaro negeri. Generasi tahun 50-an hingga memasuki tahun 80-an, tentu akrab dengan suara emasnya, lirik syairnya mudah dihafal tapi teramat dalam maknanya.

Musisi orkes Melayu yang legendaris ini wafat dalam usia muda, 24-25 tahun. Seniman yang sudah dinobatkan menjadi budayawan Betawi ini, wafat di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman warga keturunan Arab, pekuburan wakaf Syaikh Said Naum yang bekas lahan pemakamannya kini berdiri Masjid dan Lembaga Pendidikan Said Naum di Jalan KH Mas Mansyur No.25, Jakarta Pusat.

Beberapa lagu ciptaannya tetap abadi hingga sekarang, tak lekang dimakan zaman, disukai oleh pelbagai kalangan dari lintas generasi. Kecewa, judul lagu yang diciptakannya sempat dipopulerkan kembali melalui tembang merdu Iis Dahlia. Beberapa judul lagunya yang terkenal antaranya adalah Renungkanlah, Harapan Hampa, Hilang Tak Berkesan, Keluhan Anak Tiri, Ratapan Anak Tiri, Untuk Bungamu, Kenangan Lama dan Cerita Lama.

Untuk menghormati jasa-jasanya pada bidang seni musik, pemerintah DKI Jakarta lewat surat keputusan Gubernur Anis Baswedan kala itu, namanya diabadikan menjadi salah satu nama ruas jalan di Jakarta Pusat, Jalan M.Mashabi. Juga diabadikan untuk nama ruang dalam gedung Kesenian Jakarta.

Bogor, 6 September 2003


Abdullah Abubakar Batarfie


Belum ada Komentar untuk "M.Mashabi, Musisi Legendaris dari Kebon Kacang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel