TOKOH PENEGUH INTEGRITAS IRSYADI ITU KINI TELAH PERGI

 


Kabar duka cita datang dari mantan Ketua Umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah Bapak H.Geys Amar, SH. Ia dikabarkan meninggal dunia pada hari Senin kemarin (26/4/2021), sekitar pukul 15.00 WIB.

Kabar kepergian salah satu tokoh senior Al-Irsyad ini kontan mengundang banyak perhatian keluarga besar Al-Irsyad yang merasakan kehilangan akan sosoknya dengan berbagai ungkapan yang dirasakan. 

Allahyarham Bapak H.Geys Machfudz Amar, SH wafat di Jember, Jawa Timur dalam usia 78 Tahun dan pada hari yang sama pula, tokoh besar Al-Irsyad itu kini sudah dimakamkan tepat di hari yang sama beliau pergi meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya, saat dimana kita umat Islam tengah melaksanakan ibadah shaum pada hari ke-14 bulan Ramadhan 1442 Hijriyah, bulan yang penuh rahmat dan ampunan dimana semua doa shoimiin insya Allah akan dikabulkan....Amiin. 

Innalillahi wainnailaihi roojiun, Allahummaghfirlahu warhamhu wa afihi wa fuanhu, selama jalan guru kami, bapak kami, paman kami dan suri tauladan panutan kami AMI GEYS. 

Keluarga Besar Al-Irsyad sangat merasakan betul akan kehilangan sosoknya sebagai seorang tokoh yang sepanjang hidupnya telah membaktikan dirinya pada organisasi yang pernah dipimpinnya, karena almarhum adalah mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah selama lebih dari empat periode, atau lebih dari 18 tahun masa pengabdiannya sejak 1982 s.d 2000, plus jabatan sesudahnya kemudian sebagai sekjen sebagai aksi turun gunungnya dalam mengawal dan menjadi garda terdepan sebagai penjaga Mabda Al-Irsyad di saat badai besar tengah melanda organisasi yang turut dia besarkan dengan segala konsekwensi yang sedang dihadapinya.

Tahun-tahun sebelumnya, jauh sebelum gelombang besar menghantam jumiyyah, berkat kepemiminannya pula eksistensi Al-Irsyad sebagai organisasi di tingkat nasional dapat dia pertahankan, karena sejak pemberlakuan undang-undang keormasan tahun 1985 yang mengharuskan jumlah cabang berada dalam batas quota yang sudah ditentukan sebagai pra-syarat dalam undang-undang pemerintah, beliau telah berhasil mengembangkan layar organisasi Al-Irsyad dengan telah membentuk lebih dari seratus cabang baru yang tersebar dihampir seluruh pelosok tanah air, termasuk di bumi cendrawasih papua. Bahkan ada di antara cabang yang terbentuk baru itu, kini terhitung sebagai cabang yang maju pesat di kotanya.

Pak Geys, begitu dia biasa disapa oleh aktivis cabang di bagian belahan timur Indonesia, gaya kepemimpinannya sangat sederhana dan bersahaja meski posisinya saat itu sangat bergengsi sebagai ketua umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah. 

Saking sederhananya, saat kunjungan cabang yang jauh hingga ke pelosok pulau, beliau tidak pernah mau menginap di hotel tapi justru lebih memilih tidur di rumah-rumah pengurus, meski tanpa alas tidur sekalipun yang hanya beralaskan anyaman bambu di rumah panggung. 

Selama dalam masa kepemimpinannya pula sebagai ketua umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah, sosok Ami Geys, demikian aktivis di pulau jawa menyapanya, beliau telah memainkan peran pentingnya sebagai tokoh umat Islam sekaligus tokoh bangsa Indonesia. 

Almarhum H.Geys Amar, SH yang telah berhasil menyelesaikan gelar doktornya di Universitas Borobudur ini, pernah menduduki posisi sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Pada awal reformasi tahun 1989, ia bersama tokoh-tokoh umat Islam lainnya mendirikan Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI). Melalui FUI, kalangan tradisionalis dan modernis Islam dapat duduk bersama membicarakan persoalan-persoalan umat. FUI lantas melahirkan Badan Koordinasi Umat Islam (BKUI), cikal-bakal Partai Bulan Bintang (PBB). Meski partai yang sebelumnya diharapkan menjadi rumah besar umat Islam itu telah mengecewakan dirinya dan Irsyadi, surat terbuka penarikan dan protes kerasnya sebagai wali amanat partai yang dibidaninya itupun sempat pula dia layangkan.

Geys bin Machfudz Amar lahir di Bondowoso, Jatim pada 19 April 1943. Pendidikan formalnya dari SD, SMP hingga SMA, Ia selesaikan di Madiun, Jatim. Selepas SMA, Geys melanjutkan studinya pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. 

Selain itu beliau juga termasuk orang yang haus akan ilmu pengetahuan, ia juga sempat mengikuti pendidikan non formalnya seperti Office Managemen Course di Jakarta tahun 1972, Enginering & Managemen Training, dan pernah menjadi mahasiswa di Institut manajemen Fakultas Ekonomi UI Jakarta 1978. Serta di sejumlah lembaga pendidikan non formal lainnya, termasuk intensitasnya mendalami ilmu agama pada ustadz Oemar Hoebeis, ulama besar Al-Irsyad berkaliber nasional.

Kiprah almarhum Geys Amar di organisasi dimulainya sejak aktif di Kepanduan Hizbul Wathon di kota Madiun yang diikutinya hingga akhir tahun 1958. Ketika menjadi mahasiswa di UNAIR, almarhum sempat aktif menjadi salah seorang pengurus pada Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Hukum (1964). 

Tahun 1970 hingga 1981 Geys Amar pernah tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Pekerjaam Umum. Pada tahun yang sama ia juga pernah mengajar ilmu Logistik di Departemen Luar Negeri, Depdagri, Deppen, Depkeu dan Pemda Tingkat I Provinsi Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jatim, Jateng dan Sulawesi Selatan. 

Sedangkan karirnya pada organisasi Al-Irsyad Al-Islamiyyah di awalinya ketika menjadi anggota Gerakan Pelajar Al-Irsyad Cabang Surabaya tahun 1963, yang kemudian sukses menghantarkannya menjadikannya sebagai Sekjen Gerakan Pengurus Besar (PB) Pelajar Al-Irsyad hingga akhir tahun 1970. Setelah itu mulai tahun 1970 - 1973 menduduki jabatan sebagai wakil Sekjen di PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah. 

Karir puncaknya di Al-Irsyad ialah sejak setelah keputusan formatur pada hasil Muktamar Al-Irsyad ke-33 di Semarang mengangkatnya menjadi Ketua Umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah periode 1982 - 1985. Jabatan sebagai pucuk pimpinan ormas yang didirikan pada 6 September 1914 itu tetap dipercayakan pada Muktamar-Muktamar berikutnya kepadanya yaitu di Muktamar ke-34 di Tegal (1985), ke-35 Surabaya (1990) dan ke-36 di kota batik Pekalongan pada tahun 1996.

Dari almarhum semuanya banyak belajar tentang bagaimana mengelola organisasi secara benar karena selama periode kepemimpinannya memegang amanat ketua umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah, merupakan periode yang dipandang paling tertib serta rapih dalam sistem pengorgamisasian dan administrasi yang diterapkannya. Bahkan pembuatan dan penyusunan Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Al-Irsyad disebut oleh Pemerintah sebagai yang terbaik dan pernah dijadikan contoh perbandingan oleh Kementrian Dalam Negeri untuk ormas-ormas di bawah binaan instansinya.

Kader dan aktivis dalam internal organisasi Al-Irsyad juga telah belajar banyak pada sosok yang memang layak menyandang sebagai tokoh Penjaga Mabda Al-Irsyad ini, darinya prinsip-prinsip tentang arah dan tujuan Al-Irsyad dapat dia terjemahkan, tafsirkan serta di definisikan secara rinci serta sistematis dari sumber rujukannya yang valid dari kumpulan literasi ilmiah yang dimilikinya serta pengetahuan yang dikuasainya.

Dapat dikatakan beliau adalah salah satu sosok tokoh yang betul-betul menjiwai serta memahami secara utuh tentang arah serta tujuan dari cita-cita Al-Irstad dari para pendirinya, ditinjau dari semua aspek, termasuk perjalanan sejarahnya yang panjang berikut dinamika pada roda kehidupan organisasi Al-Irsyad dalam berbagai problematikanya.

BOGOR 27 APRIL 2021, ABDULLAH ABUBAKAR BATARFIE

Berikut serangkaian ungkapan dan ucapan duka cita dari para aktivis organisasi serta sejawat atas wafatnya Allahyarham Geys Machfudz Amar

Bersama H.HAmid Abud Attamimi aktivis senior Al-Irsyad dan fungsionaris Yayasan Al-Irsyad Cirebon

Guru Kehidupan Organisasiku!
Oleh: Hamid Abud Attamimi

Seperti purnama yang  shubuh tadi kupandang sebelum ke musholah, di atas genteng rumah tetangga, sepulang dari musholla tak kutemukan lagi purnama tadi. 

Semua terasa begitu cepat, begitu banyak hal yang masih ingin kusampaikan padanya dan ingin kudengar jawabannya,... Ya WA yang kubaca kemaren sore seakan membuyarkan segalanya, kepergian sosok Guru dan Sahabat tercinta ALLAH Yarhamuhu Geys Mahfudz Amar.

Kenanganku melayang kemasa lebih 40 tahun silam. Agustus 1978, saat itu pekan pertama bulan Ramadhan, kami para Anggota dan Pengurus Gerakan Pelajar Al-Irsyad (GPA) Cabang Cirebon, semua sedang libur sekolah. 

Kami memanfaatkan waktu dengan mengikuti Basic Training, program Pengurus Besar GPA , bersama peserta dari beberapa Cabang lain, seperti Bogor, Tegal, Pemalang, Pekalongan.

Hari pertama pembukaan seusai ifthor, semua Kaka Instruktur hadir dihadapan, antara lain Zeyd Amar, Umar Basyarahil, Alamayah Thahar, Husen Baraba, Fauziah Thalib, Rumaisah Amda,.. dan sosok yang nampak sangat berwibawa yaitu Geys M. Amar. 
Ketika acara pembukaan baru saja berjalan, tetiba sosok Geys Amar maju ketengah ruangan: "Siapapun yang tidak serius mengikuti acara ini, silahkan.. sekarang dan malam ini juga tinggalkan acara dan pulang! "Suaranya yang menggelegar dan lantang, sorotan matanya yang tajam memandang satu  persatu wajah kami.

Badan serasa lemas tak bertenaga, semua mata tertunduk, bahkan para Kaka Instruktur yang lain pun menampakkan wajah tegang. Detik dan menit terasa lambat beringsut, setiap jengkal ruangan dan meja peserta didatangi dan teriakan itu terus diulanginya. 

Malam pertama itulah jadi momen bagi kami untuk merasakan bahwa kami tak mengerti apa-apa.. dan betapa kami berharap bisa tetap disini, sekalipun kami tak punya apapun selain semangat dan cinta.

Sejak saat itu aku mengenal sosok ALLAH Yarhamuhu Geys Amar, tak lengkap bicara Al-Irsyad tanpa bicara tentang sosoknya, apalagi dalam kancah Perkaderan, sekalipun aku juga mengagumi sosok ALLAH Yarhamhum Ustadz Said Hillaby, Ami Hussein Badjerei, Bang Assad Baridhwan dan Bang Hassan Babsel.

Almarhum Geys punya mobilitas tinggi, apalagi ketika UU No. 8/85 tentang Asas Tunggal Pancasila diundangkan, Beliau lah Ketum(4 periode) yang berhasil menjadikan Al-Irsyad sebagai Ormas berskala Nasional, ada di semua Propinsi, tak cuma di Jawa.

Sosoknya yang Egaliter, mampu diterima semua kelompok masyarakat, dan pengalaman serta pengetahuannya yang mumpuni, menjadikannya selalu enak untuk bicara apapun. 

Ketika Jum'iyyah ini akhir tahun 90-an nyaris porak poranda akibat pengkhianatan segelintir oknum yang merekayasa sejarah, lambang dan mabda  Organisasi, harus diakui sosok Ketum yang fight dan kuat kita temukan pada Geys Amar. 

Kebanggaan kami tak berlebihan, karena Geys adalah sosok Ketum yang tau dan mengerti masalah, hingga ke Meja Hijau pun dihadapi dari mulai PN, PT, MA, PK.. bahkan tentang Hak Cipta Lambang.

Memang ini perjuangan semua, termasuk PW dan PC, tapi jangan dilupakan, itu semua karena Leadership yang kuat seorang Ketua Umum. 

Apa yang bisa kita jadikan pelajaran dari itu semua, Jum'iyyah ini terlalu murah untuk hanya diserahkan dan diurus pada orang-orang yang semata cuma mengerti Organisasi.

Organisasi yang telah berusia lebih dari satu abad ini punya sejarah, tradisi, konvensi dan.. berorganisasi itu dengan Adab dan Akhlak, maka jika cuma tau Organisasi dan Managemen, tak cuma Al-Irsyad, Ormas lain pun tak membutuhkan, karena Akhlak itu menentukan Dien seseorang.

Al-Irsyad juga Geys Amar pasti banyak kekurangan, tapi cuma membicarakan kekurangan, apalagi cuma bicara dan mengunggulkan diri, bukan perilaku terpuji. Maka mari terus belajar, meneladani legasi seseorang, Geys (terkadang saya memanggilnya Ustadz, pun tidak jarang memanggilnya dengan Ami dan Abang)., mampu bergaul dan akrab dengan siapa saja, bahkan dengan kami yang dulu diajarnya mulai melangkah.

Wafatnya ALLAH Yarhamuhu Geys adalah sebuah kehilangan besar, tak cuma buat Al-Irsyad, juga buat Ummat Islam Indonesia. 

Dalam sebuah wawancara lewat telpon dengan seorang Sahabat lebih kurang dua tahun lalu, ALLAH Yarhamuhu mengutarakan:

"....Saya telah melakukan pendekatan dengan banyak pihak, didengar atau tidak, digubris atau tidak, saya akan tetap jalan terus. Banyak yang mencemooh, saya tetap hargai mereka. Saya akan tetap berjalan pada garis Organisasi dan bisa dipertanggung jawabkan menurut Khittah. Geys Amar ada disini dan bisa hilang, tapi Khittah Organisasi harus kita pertahankan dan tak bisa ditawar-tawar."

Doa Untuk Ustadz Geys Amar
Oleh Awod Maretan

Bertahun lalu saat kepindahanmu dari jakarta ke Jember, bersama istri engkau sempatkan silaturahim kerumahku, yuniormu, yang pernah engkau kader, sambil menikmati hidangan makan siang, kita banyak bercerita mengenai Jum'iyyah tempat kita mengabdi dan kita rawat. Jum'iyyah yang secara ideologis ada pada jatidiri kita, aku ingat pertama mengikuti perkaderan, berpuluh tahun yl, engkau menjadi salah satu instruktur, gagah dan penuh percaya diri penampilanmu menyampaikan materi.

Jum'iyyah yang kultus individu bukan bagaian dari tradisi, dan Jum'iyyah yang menolak fanatisme buta kepada organisasinya.

Jum'iyyah yang seharusnya menjadi media menggapai Mardhotillah dan Li'illahi Kalimatillah.

Ami, Geys Amar yang Insyaallah Allah menerangi kuburmu dan Merahmatimu, seolah engkau perwujudan dari salah satu pemahaman Jum'iyyah yaitu, almusawwa, kesetaraan. Dengan ketelatenan dan kesabaran engkau tetap menjalin dan merajut hubungan serta tetap bersilaturahim dan berinteraksi dengan semua kalangan, tua dan muda.

Akan tetapi diakhir pengabdianmu sebagai Ketua Umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah, prahara dan fitnah datang, menimpa Jum'iyyah dan memporak- porandakan barisan, kesatuan dan kebersamaan, lem perekat, hati yang sama,yaitu mabda atau ideologi menjadi "incaran" reintepretasi.

Tapi kau tidak bergeming, tidak goyah dan surut, itu engkau hadapi sampai masa baktimu selesai tahun 2000, dan sampai ruh berpisah dari ragamu.

Ami Geys Mahfudz Amar, engkau hanya berpindah tempat saja, aku menghayal, jika di alam sana engkau bertemu pendiri dan perintis Jum'iyyah Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang mukhlisin dan mukhsinin, ceritakanlah apa yang telah menimpa organisasi ini.

Semoga engkau tenang diharibaaNYA, semoga Allah mengampuni dosa2mu dan menerima amalan kebaikanmu.

Maha luas Rahmat dan Rohim Allah dan Maha pengampun.

Allahumma la tahrimna ajrohu wa la taftina ba'dahu waghfirlana wa la hu. Aamiin Aamiin Ya Rabbal'alamiin.

Pekalongan, 15 Ramadhan 1442.H/ 27 april 2021.M


Untuk Ustadz Geys Ammar tdk ada kata berhenti berjuang untuk Al Irsyad'. 
Oleh Husein Abud Attamimi Bandung

Jabatan di Al Irsyad bukan segalanya buat beliau untuk trs mengabdikan dirinya bermanfaat untuk Al Irsyad.

Dalam kesendiriannya jg salah satu yg difikirkan adlh bgm jum'iyyah ini dpt trs berkembang dan maju

*Ustadz Geys Ammar* adalah salah contoh dan potret yg dapat diteladani bagaimana *berjuang dan berakhlak* dalam suatu organisasi. 

Konsistensi nya dlm mempertahankan Mabda Al Irsyad kadang msh ada orang2 yang tidak menyukainya, bahkan dia tdk jarang menjadi 'benteng terakhir' dr orang2 yg ingin menyelewengkan Mabda Al Irsyad...

Beliau masuk dan mudah bergaul serta berkomunikasi tdk cuma dengan yang seangkatan dengannya, namun mudah bekerja sama dengan berbagai generasi kepengurusan Al Irsyad sesudah beliau serta unsur2 Pemuda dan Wanita smp saat ini.

Kita benar2 kehilangan tokoh panutan dan teladan bagi generasi Irsyadi smp skr, bahkan tokoh yang dikenal oleh aktivis Ormas2 Islam lainnya...

In syaa Allah kt akan teruskan dan jaga perjuangan almarhum, serta kt wujudkan cita2 almarhum yang belum terealisasi...

Smg Allah SWT kumpulkan kt kembali brsma alm dalam Jannah Nya....
Aamiin yaa Mujibassailien.. 
🤲🤲

Allahyarham Ustadz Geys Ammar salah satu tokoh teladan di jumiyyah Al-Irsyad. 

Oleh Khalid Harras Ketua PC Al-Irsyad Al-Islamiyyah Kota Bandung

Salah satu hal yg mesti kita ikuti jejaknya antara lain semangat menjalin silaturahimnya yg Masha Allah luar biasa.

Ke kota manapun allahyarham pergi dlm  tugasnya sbg PNS di Kementerian PU, kemudian kebetulan di situ sdh berdiri Al-Irsyad, pasti akan _diparani_ dan bersilaturahim dgn pengurusnya. Bahkan jika pun waktu yg dimilikinya sangat terbatas. Jd allahyarham menerapkan prinsip sambil "menyelam minum susu". Melakukan pembinaan organisasi  sambil menjalankan tugasnya sbg abdi negara..

Teladan lainnya adalah kecintaannya membaca buku dan semangatnya untuk terus belajar. Dulu di rumahnya di jln.Sinabung Jkrta, rak-rak bukunya penuh dengan buku, trmsk buku2 hasil penelitian ttg Syaikh Ahmad Assurkati atau Al-Irsyad dari para peneliti asing dimana allahyarham kerap dijadikan saah seorang narsumnya..

Sebagai seorang organisatoris Al-Irsyad tulen, kendati sdh 'pensiun' dan tinggal di kampung halamannya di Jember, allahyarham tetap setia dlm mengikuti perkembangan jumiyyah yg pernah dipimpinnya selama 4 periode dan membina para penerusnya tanpa pamrih...😭😭

Pesan Duka Cita dari Kuwait


‏﷽

الأخ العزيز / عبدالله باطرفي . الموقر

تلقينا ببالغ الحزن والأسى خبر وفاة المُربي الفاضل ، والأخ الناصح ، رائد النهضة التعليمية في أندونيسيا ، وعضو المجلس الإستشاري لمجلس علماء أندونيسيا المركزي ، والرئيس العام لجمعية الإرشاد الإسلامية - جاكرتا - أندونيسيا ،

سماحة الشيخ الدكتور / غيث عمار - رحمه الله

أحد أبرز تلاميذ ورفقاء مؤرخ وعلامة الكويت الجليل الشيخ عبدالعزيز الرشيد والذي عاش حياته في الحبيبه أندونيسيآ 

بأمر وتوجيه من جلالة الملك عبدالعزيز بن عبدالرحمن آل سعود - رحمه الله — للتوجه لدعوة الناس إلى العقيدة الإسلامية الصحيحة.

حيث لمست خلال زيارتي إلى بلدكم حسن الضيافة والإكرام ، ووافر الحفاوة الإمتنان والتقدير ، واطلعت على التاريخ والجهد العظيم والمبارك الذي بذله الإرشاديون في سبيل مكافحة الخرافات والإلحاد والغلو والتطرف في الدين

وكان لفقيدنا الغالي الدكتور غيث الإسهامات المشهوده ، والجهود العظيمة ، لتعزيز الهوية الإسلامية في نفوس النشء ، والحرص على جمع الكلمة وإتحاد المواقف مما يدل على نظرة عميقه لدى الرجل

وقد أكرمني غاية الاكرام في زياره إلى منزله ، واطلعني على نشاطه في الدعوة ، ولا انسى موقفه واخوانه الارشاديون المشرف والعظيم في الإنتصار والتصدي لقضية بلادي الكويت أثناء الاحتلال

وسرد لي قصص ومواقف عن حياة علامة الكويت ومؤرخها الشيخ عبدالعزيز الرشيد - رحمهما الله تعالى - وانجازاته المثمره مع اهالي اندونيسيا

كما اهداني بعض الكتب التي تتحدث عن تاريخ ثورة الاصلاح في اندونيسيا ومواقف ودور الشيخ السوداني احمد السوركتي -رحمهم الله جميعا

واني إذ إعزي نفسي أولاً بوفاة أخي الكبير ، اتقدم بالتعزية إلى جميع الارشاديون في داخل وخارج أندونيسيا وفي العالم أجمع ،

حيث شيد أولئك الرعيل صروح شامخة بحاجة إلى تكملة المسيرة التي سار عليها أجدادهم وآبائهم إقتفاءاً لسنة النبي ﷺ إعتقاداً ، وعلماً، وعملاً ، وخلقاً

والشيخ الوقور الدكتور غيث يعطينا مثال للتضحية وبذل الأوقات فيما يعود بالنفع على البلاد والعباد ، وبمثل
هؤلاء تبنى الأوطان

وفي الختام أتمنى أن يكون بينا تواصل مع أبناء وأحفاد واحباب الشيخ غيث

Yth, Abdullah Batarfi.

Telah sampai kepada kami kabar duka atas meninggalnya pendidik yang terhormat, saudara pembimbing, perintis kebangkitan kembali pendidikan di Indonesia, anggota dewan penasehat Majelis Ulama Indonesia Pusat, dan Ketua Al-Irsyad Al Islamiyyah - Jakarta - Indonesia,

Yang Mulia Sheikh Dr. Ghaith Ammar - Rahimahullah

Salah satu pelajar serta sahabat paling terkemuka dari sejarawan dan cendekiawan Kuwait yang hebat, Sheikh Abdulaziz Al-Rasheed, yang menjalani hidupnya di Indonesia tercinta , Atas perintah dan arahan Yang Mulia Raja Abdulaziz bin Abdul Rahman Al Saud - Rahimahullah- untuk menyebarkan dakwah tauhid ke masyarakat.

Seperti yang saya rasakan selama kunjungan saya ke Indonesia berupa keramahtamahan dan penghormatan yang baik, dan kehangatan yang melimpah dari rasa syukur serta penghargaann, dan saya belajar tentang sejarah dan usaha besar  yang diperjuangkan Al-Irsyad (pengurus) untuk memerangi mitos, ateisme, hiperbola dan penyimpangan dalam agama.

Dr. Ghaith, memiliki kontribusi luar biasa dan upaya besar untuk memperkuat identitas Islam di hati para pemuda, dan retorika yang baik serta kemahiran dalam melahirkan persatuan, yang menunjukkan wawasan yang mendalam dalam diri beliau.

Dia menghormati saya dengan sangat hormat ketika berkunjung ke rumahnya, dan memberi tahu saya tentang aktivitasnya dalam dunia dakwah, dan saya tidak melupakan jasanya dan saudara-saudaranya, para mentor Al-Irsyad, dalam kemenangan dan bantuan dalam perjuangan negara saya, Kuwait selama masa penjajahan.

Dia menceritakan kisah dan situasi tentang kehidupan di Kuwait dan sejarawan Sheikh Abdulaziz Al-Rasheed - Rahimahullah - dan prestasinya bersama masyarakat Indonesia

Beliau juga memberikan kepada saya beberapa buku yang berbicara tentang sejarah reformasi di Indonesia serta peran penting dari Syaikh Ahmed Al-Surkti dari Sudan - Rahimahullah.

Saya menyampaikan belasungkawa  kepada semua pengurus alirsyad di dalam dan di luar Indonesia dan di dunia secara keseluruhan.

Dimana para pemuka ini terus berjuang membangun jalan terbaik dengan pondasi yang telah dirancang oleh para tetua sebelumnya dengan berlandaskan Sunnah Nabi dalam Akidah, Ilmu, Amal, dan Akhlak.

Syekh yang terhormat, Dr. Ghaith, memberikan kita contoh pengorbanan tanpa pamrih berupa  pengorbanan waktu untuk kepentingan negara dan rakyat demi terwujudnya kesatuan.

Sebagai penutup, saya berharap dapat menjalin komunikasi dengan anak, cucu dan  keluarga dari Syekh Ghaith

Kuwait 27 April 2021
Eng / Marzouq Mohammed Rashed

Diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Bapak Abud Hadi Sungkar, SE (28 April 2021)


LIPUTAN MEDIA YANG MEMUAT BERITA ATAS WAFATNYA ALMARHUM GEYS AMAR

https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2021/04/26/206934/penjaga-mabda-al-irsyad-al-islamiyyah-itu-berpulang.html

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/qs7a53430

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/qs9i0x430

https://islamtoday.id/news/20210427184509-30032/innalillahi-al-ustad-geys-mahfudz-amar-tokoh-kharismatik-al-irsyad-al-islamiyyah-wafat/

https://islami.sentrarumah.com/2021/04/27/kh-geys-amar-mantan-ketua-umum-al-irsyad-meninggal-dunia/

https://al-irsyad.com/tokoh-peneguh-integritas-irsyadi-itu-kini-telah-pergi/

https://ajeng.net/dunia-islam/kh-geys-amar-mantan-ketua-umum-al-irsyad-meninggal-dunia/

https://www.abadikini.com/2021/04/30/kh-geys-machfudz-amar-pendiri-partai-bulan-bintang-dari-al-irsyad-al-islamiyah/






















Galeeri Photo-Photo Kenangan 
Bersama Almarhum Geys Amar









Belum ada Komentar untuk "TOKOH PENEGUH INTEGRITAS IRSYADI ITU KINI TELAH PERGI "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel