Selamat Jalan Gus Sholah, Pejuang Perekat Persatuan Umat

Allahyarham KH Sholahudin Wahid 
1942-2020

Nahdlatul Ulama (N.U) baru saja memperingati hari lahirnya yang ke 94 Tahun, persisnya pada tanggal 31 Januari 2020. Momentum peringatan NU itu diperingat dengan sangat suka cita oleh warganya dan juga mendapatkan ucapan selamat atau tahniah dari pelbagai kalangan termasuk ormas-ormas Islam yang secara kesejarahannya bersebrangan dalam segi pemikiran, baik tentang keagamaan maupun politik. Itu semua menunjukan bahwa kedewasaan dalam penyikapan perbedaan dalam elemen bangsa Indonesia kita kini sudah lebih semakin membaik.

Di tengah suka cita N.U yang masih berada dalam suasana peringatan hari lahirnya, sebagai sebuah ormas Islam yang didirikan pada 31 Januari 1926 oleh KH Hasyim Asy'ari di Jombang, warga besar N.U pada hari ini, ahad 2 Februari 2020 juga sedang merasakan duka cita berkenaan dengan wafatnya KH Salahudin Wahid di Jakarta. 

Kyai kharismatik yang akrab disapa Gus Sholah itu adalah putera KH Wahid Hasyim bin KH Hasyim Asy'ari. Kakeknya KH Hasyim merupakan pendiri utama Nahdlatul Ulama, sedangkan ayahnya pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Umum Pengurus Besar N.U yang pernah mendudukan jabatan sebagai Menteri Negara di masa orde lama.

Gus Sholah dikenal sebagai tokoh bangsa perekat umat yang menghargai dan menghormati keaneka ragaman perbedaan. 

Gus Sholah dikenal pula sebagai tokoh yang selalu memberikan pencerahan dan bimbingan kepada umat disaat situasi dan kondisi bangsa tengah mengalami berbagai persoalan. Juga dikenal sebagai pribadi yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggapnya tidak pro pada rakyat. 

Bagi Al-Irsyad, Gus Sholah adalah ulama yang hangat dan bersahabat. Kedekatan emosional dan perhatiannya pada Al-Irsyad bukan tanpa alasan, karena meski usianya masih 6 tahun saat ayahnya wafat Ia tahu betul ayahnya itu atau KH Wahid Hasyim banyak menjalin persahabatan dengan tokoh-tokoh Al-Irsyad, baik sejak di masa revolusi maupun sesudah kemerdekaan. 

Sebut saja antaranya ialah Abdullah Agil Badjerei, tokoh terkemuka Al-Irsyad yang juga murid sekaligus sekretaris pribadi Syaikh Ahmad Surkati (pendiri Al-Irsyad) itu, merupakan sahabat dekat ayahnya KH Wahid Hasyim yang sama-sama penyuka karya sastra Mustafa Lutfi el-Manfaluti, penulis dan penyair asal Mesir. 

Saat itu sangat sedikit sekali orang di Indonesia yang mampu membaca dan mendalami isi buku karangan sastrawawan terkenal Mesir tersebut lantaran buku tersebut menggunakan bahasa Arab dengan sastra yang sangat tinggi. 

KH Wahid Hasyim ayah Gus Sholah, juga dikenal dekat dengan Ustadz Siddiq Surkati kemenakan Syaikh Ahmad Surkati. Bahkan hubungan persahabatan keduanya terus terbina dan tetap langgeng yang diteruskan oleh anak-anak mereka.

KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur puteranya (mantan Presiden RI ke-3) bersahabat erat dengan Abdullah Siddiq Surkati anak tertua Ustadz Siddiq terutama sejak keduanya saat sama-sama berada di Mesir. Demikian pula persahabatan antara Gus Sholah dengan Abdullah Siddiq Surkati. 

Gus Sholah melanjutkan jejak ayahnya, Ia selain tetap menjalin persahabatan dengan keluarga Ustadz Siddiq Surkati sahabat ayahnya, juga sering berhubungan dan aktif berkomunikasi dengan para aktivis Al-Irsyad seperti antaranya dengan Bapak Ir.Ridho Umar Baridhwan dll. Terutama dukungannya bagi Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang sedang menghadapi berbagai persoalan dan kemelut di dalam internal organisasinya. 

Gus Sholah mampu menempatkan dirinya sebagaimana ayahnya yang berusaha berada disemua golongan umat Islam, untuk sebuah cita-cita menuju persatuan, kesatuan dan kejayaan umat Islam yang berada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selamat Jalan Gus Sholah, semoga amal ibadahmu diterima oleh Allah SWT, kebaikan dan perbuatanmu yang tulus bagi negeri ini akan di catat oleh Allah sebagai ladang amalmu dan bekal menghadap Yang Maha Rahman dan Maha Rahim.
 
Semoga engkau kembali kerahamatullah diiringi dengan ampunan-Nya. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan serta kesabaran. 

Bogor, 3 Februari 2020
Turut berduka cita Abdullah Abubakar Batarfie

Belum ada Komentar untuk "Selamat Jalan Gus Sholah, Pejuang Perekat Persatuan Umat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel