Partai Arab Indonesia di Empang Dan Usaha Perjuangannya Untuk Kemerdekaan Indonesia
28 September 2016
Tulis Komentar
Logo PAI
Sumpah Pemuda keturunan Arab menjadi bagian dari sebuah proses dimana kiprah dan kontribusi peranakan Arab di Indonesia mendapatkan pengakuan secara politik pasca kemerdekaan. Karena itu peran dan fungsi posisi peranakan Arab telah diperhitungkan dan memiliki hak yang sama dengan Pribumi Indonesia.
Pada 4-5 Oktober 1934 Pemuda keturunan Arab dari berbagai daerah di Tanah Air telah bersepakat di kota Semarang dalam Kongres Persatuan Arab Indonesia. Kongres yang digagas oleh AR Baswedan tersebut itulah yang melahirkan sebuah komitmen untuk mempersatukan peranakan Arab Indonesia dengan menyatakan dirinya secara totalitas sebagai Bangsa Indonesia seutuhnya. Komitmen ini dikenal dengan Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab sebagai bentuk dukungannya terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sumpah Pemuda Indonesia
Keturunan Arab
- Tanah Air Peranakan Arab adalah Indonesia.
- Peranakan Arab harus meninggalkan kehidupan menyendiri
- Peranakan Arab memenuhi kewajibannya terhadap Tanah Air dan Bangsa Indonesia
Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab dan pembentukan Partai Arab Indonesia adalah sebuah proses peranakan Arab untuk menjadi Indonesia melalui jalan perjuangan yang panjang. Dan AR Baswedan telah menjadi pelopor penegasan nasionalisme kaum Arab tersebut di Indonesia.
Kelak Partai Arab Indonesia memberinya pengaruh besar terhadap peran peranakan Arab. Tidak sedikit tokoh-tokoh Partai Arab Indonesia yang turut andil dalam gelombang perjuangan bersama rakyat Indonesia dan ikut mengambil peran di pentas nasional dalam pemerintahan, juga aktif diberbagai bidang bersama masyarakat Indonesia.
Di kota Bogor peran Pemuda keturunan Arab juga bangkit bersama dalam arus perjuangan patriotisme kebangsaan yang menjiwai Sumpah Pemuda Indonesia keturunan Arab di kota Semarang. Mereka menyatakan tekad bersama dengan membentuk kepengurusan cabang Persatuan Arab Indonesia di kota Bogor yang pembentukannya dipelopori oleh Abubakar bin Salim bin Awab Sungkar atau lebih akrab disapa dengan panggilan Ami Ece Sungkar.
Di Bogor tidak sedikit nama-nama warga dari keturunan Arab yang terlibat aktif secara langsung dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Diantara mereka bahkan sudah mendapatkan pengakuan sebagai perintis kemerdekaan melalui bintang jasa yang diterimanya dari Pemerintah. Diantaranya adalah Ali bin Said Balbaid yang jenazahnya kini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Dreded. Sedangkan atribut-atributnya selama dalam masa perjuangan disimpan dan menjadi salah satu koleksi pada Museum Perjuangan 45 di Jalan Merdeka Bogor.
Gedung Museum Perjuangan 45 yang berada di Jalan Merdeka Bogor sebelumnya adalah milik seorang Arab Hadrami Sjech Umar bin Usman Bawahab. Selepas kemerdekaan gedung bersejarah itu kemudian dihibahkannya kepada Pemerintah Kota Bogor pada 20 Mei 1958 untuk dijadikan sebagai Museum Perjuangan 45, menyimpan banyak koleksi benda-benda bersejarah dan cerita perjuangan para pahlawan khususnya di kota Bogor.
Diantara nama-nama warga Arab Hadrami lainnya yang tercatat turut andil dalam perjuangan kemerdekaan di kota Bogor dengan bintang jasa yang diperolehnya dari pemerintah adalah Umar Nadji Bareba, Muhammad Abdorrab bin Thalib dan Ja’far Abdorrab bin Thalib. Bahkan ketiga orang tokoh itu pernah diangkat dan dilantik oleh Pemerintah Republik Indonesia selepas kemerdekaan sebagai para penanggung jawab keamanan meliputi Wilayah Selatan dalam kedudukan Kepolisian Negara di Kota Bogor. Nama-nama lainnya adalah Mar’ie bin Aboed bin Bisyir, Saleh bin Siddiq, Faradj bin Muhammad bin Bisyir, dll.
Umar Usman Bawahab
Tokoh Yang Menghibahkan Gedungnya
Untuk Museum Perdjoangan Bogor
Di Jalan Merdeka
Ami Ece Sungkar (ditengah) berkacamata
Nilai-nilai kebangsaan yang telah menjiwai Pemuda Indonesia keturunan Arab di kota Bogor bukan hanya membentuk jiwa patriotisme semata untuk bangkit menegakan kemerdekaan saja. Akan tetapi jauh dari itu dengan telah membentuk corak keindonesiaan yang kental dalam dirinya. Hal itu pula yang ditunjukan oleh Ami Ece dengan memberinya nama Kartini Salmah bagi puterinya saat dilahirkan pada tahun 1941, empat tahun sebelum Indonesia Merdeka.
Tampak dalam photo berdasarkan tanda penomoran (1) Abubakar Sungkar (ami Ece), (2) Abdullah Munif, (3) Said Sungkar, (4) Ahmad Sungkar (Ami Camat), dan (5) Salim Makarim (Ami Daing)
Foto itu diabadikan saat diselenggarakannya peringatan Hari Sumpah Pemuda Keturunan Arab di kediaman Ami Ece Sungkar yang sekarang ini telah berubah menjadi Bahar Tailor di pertigaan Jalan Pulo Empang.
Sebagai Sekeretaris Persatuan Arab Indonesia ia pun merelakan rumahnya untuk dijadikan sebagai kantor sekretariat tempat dimana roda organisasi dan perjuangan untuk Indonesia Merdeka digerakan oleh para Pemuda Indonesia Keturunan Arab di kota Bogor.
Belum ada Komentar untuk "Partai Arab Indonesia di Empang Dan Usaha Perjuangannya Untuk Kemerdekaan Indonesia"
Posting Komentar